BAHAYA POPOK SEKALI PAKAI
Sejarah Pampers Bayi
Ternyata, ide popok sekali pakai muncul karena sebuah kesulitan yang juga dialami oleh seorang ibu bernama Marion Donovan. Awalnya, Marion Donovan kerepotan melihat bayinya sering mengompol. Ia merasa kurang nyaman karena harus mengganti dan mencuci berkali-kali popok bayinya.
Hal ini membuat wanita kelahiran Wayne, Indiana tahun 1917 ini berusaha memutar otak mengatasi kerepotannya itu. Hal ini juga didukung oleh ibu Marion. Maka, mereka pun mencoba mencari alternatif cara bagaimana membuat popok yang praktis. Marion pun lantas berusaha menciptakan popok sekali pakai.
Pada sekitar tahun 1946, Marion Donovan memulai inovasinya untuk mendisain sebuah popok yang tahan air. Setelah mendisain, ia menjahitnya dengan mesin jahit. Namun ia membuatnya terlalu tergesa-gesa sehingga popok tersebut kurang berhasil. Namun, ia tidak menyerah begitu saja. Marion mencoba membuat popok tersebut berkali-kali. Akhirnya dengan menggunakan bahan nilon parasut, Marion berhasil membuat popok sekali pakai. Marion Donovan lantas memberi nama penemuannya dengan sebutan Boater. (sejenis alas tahan air yang biasa nya ada di atas kasur jadi supaya pipis si baby ga merembes ke kasur gan) Popok sekali pakai Marion Donovan mulai diperkenalkan pada New York’s Saks Fifth Avenue, tahun 1949. Ia kemudian juga mematenkan temuannya pada tahun 1951. Sayang, penemuan tersebut pada awalnya kurang diterima oleh pasar. Idenya meski orisinal belum memberinya banyak keuntungan. Namun, sepuluh tahun kemudian, ada seseorang yang mengembangkan penemuan Marion. Pria bernama Victor Mills ini membuat popok sekali pakai berdasarkan ide Marion dengan merek “P*mpers”. Dengan berbagai pengembangan, plus promosi yang gencar, akhirnya popok sekali pakai itu kini dikenal luas. Pakta Penting Popok Sekali Pakai (Pospak) Realdiaper Association merilis beberapa data penting tentang popok sekali pakai melalui website mereka di realdiaperassocition.org. Fakta yang dikumpulkan tersebut meliputi fakta tentang aspek kesehatan dan lingkungan mengenai penggunaan popok sekali pakai di Amerika Serikat. Berikut beberapa fakta yang dikemukakan: KESEHATAN Pada popok sekali pakai ditemukan Dioxin, sebuah zat sangat beracun yang digunakan untuk proses pemutihan kertas. Zat ini merupakan bahan kimia karsinogenik, yang terdaftar oleh EPA sebagai zat paling beracun dan seringkali dihubungkan dengan semua jenis kanker. Zat ini dilarang di banyak negara, namun tidak tidak di Amerika. Popok sekali pakai diketahui mengandung Tributil-tin (TBT) – sebuah polutan beracun yang diketahui menyebabkan masalah hormonal pada manusia dan hewan Popok sekali pakai mengandung polyacrylate natrium, merupakan jenis polimer penyerap super (SAP), yang menjadi zat seperti gel saat basah. Zat ini serupa dengan super absorbancy tampon yang banyak digunakan pada awal 1980an yang diketahui bahwa bahan tersebut meningkatkan resiko toxic shock sindrom. Pada bulan Mei 2000, Archives of Disease in Childhood mempulikasikan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa suhu skrotum anak laki-laki meningkat pada saat mengenakan popok sekali pakai, dan bahwa penggunaan jangka panjang akan benar-benar menghapuskan mekanisme fisiologis pada testis yang penting untuk spermatogonesis normal. |
LINGKUNGAN
Pada tahun 1988, lebih dari 18 miliar popok terjual dan dikonsumsi di Amerika Serikat pada tahun tersebut. Berdasarkan perhitungan kami, kami memperkirakan bahwa 27,4 miliar sekali pakai dikonsumsi setiap tahun di Amerika Serikat
Petunjuk pada paket popok sekali pakai menyarankan agar kotoran harus dibuang terlebih dahulu ke toilet sebelum membuang popoknya ditempat sampah, namun kurang dari satu setengah persennya dari limbah popok sekali pakai yang benar-benar masuk ke sistem pembuangan limbah.
Lebih dari 92% popok sekali pakai berakhir di TPA
Pada tahun 1988, hampir US $ 300 juta yang dihabiskan setiap tahun hanya untuk membuang popok sekali pakai.
Tidak ada yang tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan popok sekali pakai untuk terurai, tetapi diperkirakan sekitar 250-500 tahun.
Popok sekali pakai adalah barang konsumsi terbesar ketiga yang ditemukan di TPA, dan mewakili 4% dari limbah padat. Pada rumah yang memiliki anak menggunakan popok sekali pakai, popok mewakili 50% sampah rumah tangga. Popok sekali pakai menghasilkan limbah enam puluh kali lebih solid dan menggunakan dua puluh kali lebih banyak bahan baku, seperti minyak mentah dan bubur kayu.
Lebih dari 300 pon kayu, 50 pon bahan baku minyak bumi dan 20 pon klorin digunakan untuk memproduksi popok sekali pakai untuk satu bayi SETIAP TAHUN
Pada tahun 1991, upaya terhadap daur ulang popok sekali pakai pernah dibuat di kota Seattle, melibatkan 800 keluarga, 30 pusat penitipan, rumah sakit dan pendaur ulang yang berbasis di Seattle untuk jangka waktu satu tahun. Kesimpulan yang dibuat oleh Procter & Gamble adalah bahwa daur ulang popok sekali pakai tidaklah ekonomis dalam skala apapun.
0 komentar: